Soni adalah penjual nasi goreng dan es buah keliling. Orangnya ramah, sabar, sopan santun dan suka sekali bercanda. Karena sifatnya itu orang-orang senang dan menaruh rasa hormat padanya. Selain itu nasi goreng buatan Soni juga sangat terkenal enak rasanya, karena itu sangat laris manis. Setiap sore anak--anak, tua muda selalu menunggu Soni lewat untuk membeli nasi goreng. Di samping rasa nasi gorengnya yang maknyus... karena Soni mempunyai bumbu rahasia warisan leluhurnya, nasi goreng buatan Soni juga segar dang hangat. Nasi gorengnya dibuat kalau sudah dipesan. Jadi disajikan dalam keadaan panas. Saking larisnya Soni sekarang tidak lagi mendorong gerobak kalau keliling kampung melainkan dengan membawa sepeda motor.
Diantara penggemar nasi gorengnya Soni ada seorang anak kecil Mutia namanya. Mutia adalah anak dari Komang Sulistiawati dan Doni. Mutia masih berumur 5 tahun masih sekolah Nol Kecil di PAUD Pertiwi. Setiap hari Mutia selalu minta dibelikan nasi goreng oleh ayah atau ibunya untuk dimakan dirumah sambil nonton Kuis Superdeal acara tv kesukaannya. Tapi sekarang sedang musim menanam padi, ayah dan ibunya sibuk di sawah. Terkadang sampai senja hari barulah orang tuanya pulang jadi tidak sempat membelikan nasi goreng untuk anak kesayangannya. Tapi karena Mutia sangat suka makan nasi goreng maka Mutia berniat membeli sendiri nasi gorengnya.
Mutia sudah hapal waktunya Soni lewat di depan rumahnya, maka dari jam 4 sore dia sudah siap stand by menunggu Soni lewat. Tidak lama kemudian dari jauh terdengar suara yang ditunggu-tunggunya. "Pret Pret Pret Pret.... Nasi Goreng. Pret Pret Pret Pret.... Nasi Goreng " Itu adalah suara bel dan teriakan Soni. Segera saja Mutia berlari ke tempat Soni mangkal. Ternyata Soni berhenti dan melayani pembeli di depan rumah Mak Lemot di samping rumahnya. Di sana sudah banyak anak-anak dan orang dewasa yang akan membeli nasi goreng. Dilihatnya Putu Darsane, Lasmini, Andre, Indra. Pak Dewi, Mek Kurnia, Mek Doni dan Pak Dio sudah antri menunggu pesanan nasi gorengnya. Dengan terengah-engah karena capek habis lari dari rumahnya Mutia memesan nasi goreng.
Mutia: "Beli nasi goleng satu, dibungkus"
Soni: "Beli apa?"
Mutia: "Nasi goleng satu, dibungkus"
Soni: "Beli apa?"
Mutia: "Nasi goleng....!!!"
Soni: "Oh... nasi goleng ya..."
Karena jengkel Mutia sampai berteriak. tetapi Soni dan orang-orang yang ada di sana malah tertawa terpingkal-pingkal semuanya. Akhirnya Mutia sadar, bahwa orang-orang itu mentertawakan dirinya yang tidak bisa mengucapakan "R" dengan benar atau cadel alias ngoye. Karena malu Mutia akhirnya pulang sambil menangis karena ditertawakan orang banyak. Mutia tidak jadi membeli nasi goreng.
Pada malam harinya Mutia mengadukan kejadian yang dialaminya sore tadi kepada kedua orang tuanya. Mutia bercerita sambil menangis karena sedih dan juga merasa malu. Doni dan Komang mendengarkan cerita anak kesayangannya itu sambil mati-matian menahan tawa. Mereka tidak ingin anaknya merasa tersinggung dan menjadi marah. Dengan sabar mereka menasehati anak semata wayangnya itu.
Komang: "Anakku sayang... sudahlah jangan menangis. Kamu tidak usah sedih dan malu karena tidak bisa mengucapkan hurruf R. Wajar anak seusiamu belum dapat mengucapkannya"
Doni: "Benar, nak. Sekarang buatlah ayah ibu dan dirimu sendiri bangga dengan belajar sampai bisa mengucapakan huruf R dengan baik.
Mutia: "Baiklah. Saya akan belajar dengan keras agar bisa membuat ayah dan ibu bangga"
Komang: "Sekarang ikutlah dan ulangi kata-kata ibu!"
Mutia: "Baik bu"
Komang: "Nasi goreng"
Mutia: "Nasi goleng"
Komang: "Nasi goreng"Mutia: "Nasi goleng"
Komang: "Nasi goreng"
Mutia: "Nasi goleng"
Komang: "Nasi goreng"
Mutia: "Nasi goreng"
Komang: "Nah itu bisa.... Anak ibu memang hebat..."
Mutia: "Hore... aku bisa mengucapkan nasi goreng..... besok aku akan coba beli nasi goreng lagi"
Keesekokan harinya.....
Dengan bangga karena sudah merasa bisa mengucapkan kata-kata yang pernah membuatnya malu. Mutia berkata lantang.
Mutia: "Beli nasi goreng satu, dibungkus"
Soni: "Nasi gorengnya pakai telor atau daging ayam"
Mutia: "Telol"
Soni: "Pakai apa?"
Mutia: "Telol"
Soni: Oh... pakai telol..."
Kembali orang-orang yang mendengarnya tertawa-tawa. Mutia segera lari pulang ke rumahnya dan tidak jadi membeli nasi oreng.
Malam harinya orang tuanya kembali menasehatinya dan mengajarkannya mengucapkan kata telor.
Doni: "Telor"
Mutia: "Telol"
Doni: "Telor"
Mutia: "Telol"
Doni: "Telor"
Mutia: "Telol"
Doni: "Telor"
Mutia: "Telor"
Doni: "Nah.. tuh sudah bisa. Mutia memang Top..."
Keesokan harinya....
Mutia: "Beli nasi goreng pakai telor, satu dibungkus"
Soni: "Telornya diceplok atau didadar"
Mutia: "Didadal"
Soni: "Apa?"
Mutia: "Didadal"
Soni: "O... didadal ya..."
Mendengar perkataan Mutia itu semua orang jadi tertawa. Mutia lari pulang tidak jadi membeli nasi goreng.
Malam harinya orang tuanya mengajarkan mengucapkan dadar.
Komang: "Dadar"
Mutia: "Dadal"
Komang: "Dadar"
Mutia: "Dadal"
Komang: "Dadar"
Mutia: "Dadal"
Komang: "Dadar"
Mutia: "Dadar"
Komang: "Anak ibu memang is the best...."
Keesokan harinya....
Dengan penuh percaya diri Mutia memesan nasi goreng.
Mutia: "Beli nasi goreng pakai telor dadar satu, dibungkus"
Soni: "Wah..wah..wah... hebat kamu Mutia... sekarang sudah lancar ngomong R nya. Tunggu sebentar ya..."
Tidak lama kemudian.....
Soni: "Nih nasi goreng mu"
Mutia: "Terima kasih. Ini uangnya"
Soni: "Uangmu Rp. 10.000 harga nasi gorengnya Rp. 9.500 berapa kembaliannya?"
Mutia berpikir cepat, kalau dia mengucapkan 500 rupiah pasti nanti akan ditertawakan lagi oleh orang-orang yang ada di sana.
Mutia: "Limang atus piah"
Mutia segera lari pulang sambil tertawa karena orang-orang itu tidak bisa lagi mentertawakan dirinya.
Pesan Moral:
Dalam mencapai cita-cita, kita halus telus beljuang. Jangan mudah menyelah kalau tidak mau kalah.....
(Dikutip dari berbagai sumber)
Share This :
JOIN NOW !!!
ReplyDeleteDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com